Mahasiswa Universitas Wiraraja Gelar Aksi Demostrasi Suarakan Kritik atas Represi Aparat

 

(Aksi demostrasi mahasiswa universitas Wiraraja di depan mapolres Kabupaten Sumenep dan Kantor DPRD Kabupaten Sumenep, foto : lely/LPM Maharaja) 

Madura, Sumenep, LPM Maharaja – Gerakan mahasiswa Universitas Wiraraja Madura kembali turun ke jalan. Bertajuk “Pembacaan Aksi”, kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu malam (30/8/2025) di kampus Unija Sumenep dengan melibatkan berbagai organisasi mahasiswa dan mahasiswa baru.

Aksi ini mengangkat tema “Demoralisasi, Demokrasi” yang merupakan respons atas tragedi nasional 28 Agustus lalu, ketika seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan tewas dalam demonstrasi di kawasan Senayan, Jakarta. Insiden itu memicu gelombang protes di berbagai daerah, termasuk di Madura. Presiden BEM KM Universitas Wiraraja, Abdurrahman Saleh, dalam orasinya menyampaikan bahwa aksi ini bukan sekadar solidaritas, melainkan juga bentuk peringatan agar aparat penegak hukum tidak lagi bertindak represif.

“Sejarah membuktikan, tindakan represif selalu menjadi cara membungkam suara rakyat. Itu pelanggaran hak asasi manusia, dan kami menolak segala bentuk kekerasan aparat,” tegasnya.

Tak berhenti di kampus, pada Minggu (31/8/2025) ratusan mahasiswa kembali menggelar aksi di depan Mapolres Sumenep. Mereka mendesak institusi kepolisian, khususnya Polres Sumenep, agar berkomitmen menjaga sikap humanis dan tidak meniru pola represif yang terjadi di tingkat nasional. Ada dua tuntutan utama yang mereka bawa, yaitu menolak segala bentuk tindakan represif di tubuh Polres Sumenep serta mendesak Kapolres Sumenep untuk menyatakan dukungan pemecatan tidak hormat bagi anggota POLRI yang melakukan kekerasan terhadap massa aksi, termasuk yang terlibat dalam kasus meninggalnya Affan Kurniawan.

Kapolres Sumenep, AKBP Rivanda, turun langsung menemui para mahasiswa. Ia menyampaikan apresiasi atas jalannya aksi yang berlangsung damai tanpa tindakan anarkis, sekaligus menegaskan sikapnya untuk bertindak humanis. “Selama saya memimpin, tidak akan ada tindakan represif. Saya berkomitmen memastikan seluruh anggota bertindak proporsional, tidak berlebihan, apalagi sampai melukai rakyat,” ujarnya di hadapan massa aksi.

Gerakan mahasiswa Unija ini menjadi penanda bahwa keresahan atas demokrasi dan praktik represif aparat masih menyala. Dengan keterlibatan mahasiswa baru dalam aksi bertajuk “Pembacaan Aksi”, BEM KM Universitas Wiraraja ingin menanamkan kesadaran sejak dini bahwa demokrasi harus diperjuangkan bersama, bukan dibungkam dengan kekerasan.




Penulis : lely

Editor : LPM MAHARAJA

0 Komentar