![]() |
(ilustrasi tendensi permasalahan pribadi antara hendra dan amir, Foto : LPM MAHARAJA) |
Madura, Sumenep, LPM Maharaja - Rapat Dengar Pendapat Organisasi Mahasiswa Universitas
WIraraja berjalan tidak kondusif dan berakhir tanpa penjelasan dari pihak
BEM-KM Universitas Wiraraja pada sabtu,17 agustus 2024 di graha ceemara
universitas wiraraja.
Rapat yang diadakan oleh dewan perwakilan (DPM) – KM Universitas
wiraraja untuk menjadi jembatan bagi BEMKM-F dan juga BEM-KM malah berakhir
saling serang tanpa kejelasan, rapat tersebut tidak di hadiri oleh koordinator BEMKM-F
yaitu hendra lesmana dan juga ketua BEM-KM itu sendiri yaitu tolak amir dengan berbagai
alasan yang ada.
Gambaran awal pada rapat ini berawal dari aliasnsi BEMKM –F yang
dikomandoi oleh hendra lesman merasa bahwa BEM-KM universitas wiraraja tidak mampu
untuk berkoordinasi dan berkontribusi dengan ormawa di lingkungan eksekutif
universitas wiraraja.
Namun bantahan juga dilayangkan atas tudingan tersebut yang
di wakili oleh mentri luar negeri BEM-KM Universitas Wiraraja dalam penyampaiannya
di dalam forum rapat tersbut.
“kami dari pihak BEM-KM merasa ini hanya akal-akalan yang di
buat padahal kami sudah melakukan koordinasi, jadi saya merasa rapat ini sudah
tidak memiliki urgensi karena sauadara hendra sendiri sebagai koordinator tidak
hadir pada hari ini dan perwakilan BEMKM-F yang hadir juga tidak bisa
memberikan urgensitas dari rapat kali ini jadi lebih baik di bubarkan saja” ujar
rekyan dalam forum RDP
Tudingan kurang koordinasi dalam internal aliansi BEMKM-F
ini juga dijawab oleh salah satu anggota aliansi tersebut dalam agenda RDP
tersebut.
“kami(BEMKM-F) sudah berkumpul dan memang kebetulan mas hendra
nya sedang berhalangan dan hal itu bukan berarti tidak penting lagi rapat ini,
kalau begitu saya Tanya sekarang dimana presma nya?” ujar fajar dalam penyampaiannya
di depan seluruh peserta RDP.
Namun hal ini menjadi sebuah tanda Tanya besar bagi peserta yang
juga berasal dari ketua ukm, ukk dan hima prodi universitas wiraraja bahwa ada
sesuatu di dalam internal kedua belah pihak dan hal itu tidak bersifat
konstitusional yang di perkuat oleh penyampaian salah satu pengurus BEM-KM yang
malah berbanding terbalik dengan yang disampaikan oleh mentri luar negeri
BEM-KM universitas wiraraja.
“begini moderator, seharusnya kalau memang ada masalah antara
BEMKM-F dengan BEM-KM harusnya di komunikasikan biar tidak jadi sia-sia buat
forum seperti ini” ujar shinta dalam agenda tersebut.
Pernyataan tersebut justru malah berbanding terbalik dan
menimbulkan tanda tanya besar ada apa dalam internal BEM-KM universitas
wiraraja. DPM-KM sebagai fasilitator juga turut menanggapi hal yang terjadi dan
didampaikan langsung oleh ketua DPM-KM universitas wiraraja.
“RDP ini kami selenggarakan atas dasar rekomendasi yang diisiansi
oleh aliansi BEMKM-F bahwa tidak adanya koordinasi dan kontribusi dari BEM-KM
universitas kepada ormawa lain, namun rapat hari ini tidak sampai pada gambaran
umum hanya pada tendensi seolah terkesan DPM-KM memaksa BEM-KM mempertanggung
jawabakan hal-hal tadi padahal kami disini membuka ruang terbuka untuk
menyampaikan hal tersebut. Dan hal ini di sebabkan oleh inisiator dan ketua
BEM-KM tidak hadir pada hari ini” ujar alfarisi dalam wawancaranya.
Pada akhir agenda rapat dengar pendapat ini pengurus BEM-KM
yang hadir memutuskan work out karena menilai bahwa rapat ini sudah tidak
memiliki urgensi dan tidak bisa dilanjutkan kembali, mengenai hal itu ketua
DPM-Km juga menyampaikan bahwa tetap aka nada tindak lanjut atas permasalahan
ini.
“akan aada rapat lanjutan dari agenda hari ini, karena diakhir
penyampaian tadi dari pihak BEM-KM menunggu solidaritas dari aliansi BEMKM-F
serta meminta kedatangan hendra sebagai inisiator dan begitu pun BEMKM-F yang meminta
kehadiran amir sbagai ketua BEM-kM”
Sampai saat berita ini di keluarkan belum ada kejelsan terkait
kapan akan dilaksanakannya rapat lanjutan dari agenda rapat dengar pendapat
pada hari ini.
penulis & editor : LPM MAHARAJA
0 Komentar